Sunday, September 25, 2005

biar bangun dulu

Pernah ku dengar dari radio, seorang psikolog bilang, penyakit yang umum diderita mahasiswa adalah mengantuk ketika belajar. Selain dari pada itu, para mahasiswa kebanyakan mencabangkan pikiran mereka : belajar dan bekerja. Bekerja dalam artian mencari tambahan penghasilan. Ada berbagai alasan : kedewasaan, subsidi ortu yang tidak memenuhi, dll.
..........................................
Kuliah Matematika Diskrit semester lalu. Gak suka sieh enggak,...hanya saja cuaca yang panas dan gerah, ditimpali dengan the lecturer's explanation,....it all makes me so sleepy, you know! Sudah kukerahkan seluruh tenagaku di kedua pelupuk mata biar tidak terpejam. Tapi aku gagal. Buaian gelombang suara Pak Dosen sungguh seperti senandung penghantar tidur....(ops,...aku jadi inget si Aat yang mendengkur waktu kuliah PDP Numerik...hehehe,...padahal sudah tak sikut-sikut kok yo isih nekat ngorok terus sieh kowe At ...?)
Presensi berputar. Rhek,..herek,...herek....aku tanda tangan. Ku berikan sampingku. Dan presensi pun terus berputar.

Suara itu kian lama kian kabur, dan menghilang setibanya aku di suatu tempat yang indah : alam tidur. ;)
Entah berapa saat kemudian, aku merasa ada yang memanggil-manggil namaku. Aku seperti naik pesawat supersonik, lepas landas dan langsung tiba di alam yang lain lagi.
"Biar bangun dulu,...biar bangun dulu,..."Kata Pak Dosen sambil tertawa. Dia juga kepala Labkom dimana aku menjadi asisten disana. Kontan suasana kelas langsung hingar. Dugh malunya.....!!!!!!
Ternyata presensi kuliah ada dua. Sedangkan aku baru satu kali tanda tangan. Pak dosen memanggil namaku karena aku belum tanda tangan di salah satu lembar presensi itu.............

dont try this at your own!

Friday, September 23, 2005

bertemu lagi

Tidak kusangka aku akan menghadapi rutinitas yang dulu sempat membuat diri ini "bosan" : rapat. Bagi mahasiswa aktivis (?) rapat bisa mencapai 6 SKS! Dulu pernah aku rasakan. Ikut kepanitiaan ini, itu, jadi koordinator ini, itu, dan di waktu yang sama, sering aku harus menghadiri 3 rapat sekaligus! Senin rapat, selasa rapat, rabu rapat,....begitu seterusnya. Pernah juga menggerutu saking capeknya : rapat² mulu, sekali-kali renggang gitu kenapa ?
................................................
Sebenarnya hari ini tadi tidak ada niatan ke kampus karena tidak ada kuliah. Tapi karena ada dua agenda : mengajukan formulir pendaftaran beasiswa dan rapat, maka sedikit terpaksa aku harus ke kampus.
Selesai sholat Jumat, aku duduk-duduk di serambi masjid kampus. Sambil menunggu waktu tepat pukul 13.15. 15 menit cukup bagiku untuk meng-copy draft usulan konsep bimbingan belajar yang akan di bahas dalam rapat tepat pukul 13.30 nanti.
Anggota rapat nanti adalah mereka pensiunan SKI. Diberdayakan untuk tetap menjaga dakwah yang dulu pernah diperjuangkan.
Ikhwan (baca : putra) yang seharusnya menemaniku rapat masih kuliah. Sang ketua umum yang akan mendampingi rapat juga masih sibuk meng-ACC beberapa proposal. Aku harus menunggunya karena dialah ikhwan satu-satunya yang akan menemaniku rapat. Tidak memungkinkan aku seorang diri mengadakan syuro' (baca : rapat) dengan akhwat (baca : putri). Jam 14.18, rapat baru bisa dimulai! Molor berapa menit ?
Sudah beberapa bulan lamanya aku tidak menjalani agenda² rapat di SKI seiring dengan habisnya masa jabatanku. Siang tadi, ketika harus memimpin rapat, aku merasa kaku.

Rapat memutuskan aku sebagai koordinator bimbingan belajar yang akan kami rintis. Koordinator ? Yah! Koordinator! Semoga Dia memberi kekuatan dan keistiqomahan, keterbukaan pikiran, dan kecerdasan sehingga apa yang kami citakan dapat teraih.

Jam 15.15, rapat harus dihentikan karena ada yang lebih urgen untuk dikerjakan : Sholat. Rapat tidak bisa dilanjutkan setelah sholat karena kebanyakan anggota sudah ada agenda yang lain, begitu pun aku. Selesai rapat aku masih memikirkan apa yang akan aku lakukan ke depan. Aku harus memberdayakan mereka yang ada di bawahku (secara struktural). Mereka semua potensial! Aku tidak boleh malah menjadi sesuatu yang mereduksi potensial mereka.

Jumat,pukul 16.00....seperti jumat pukul 16.00 yang lain, aku mengajar privat bocah dewasa kelas 2 SMP 4 Solo program imercy, Bunga.
"Selasa ulangan matematika, Mas" katanya.
BAIK! Aku membuat beberapa soal untuk dia kerjakan. Di sela-sela dia mengerjakan soal, selalu, ibunya mengajakku ngobrol. Masalah apa saja.

Satu setengah jam kemudian aku menuju "kantor". Beberapa ratus meter dari rumah Bunga. Memang kuatur begitu : sekali jalan bisa mengajar dan jaga warnet. Aku harus benar² mengoptimalkan bahan bakar motorku.

"Mas, bisa ngobrol sebentar" Mas Sena, temen "kantor", menyapaku.
Dia bercerita tentang handphone CDMA : EASTCOM yang ingin dia jual padaku. Ganti Flexy ? Sudah sejak lama aku ingin mengganti HP GSM-ku dengan CDMA. Untuk memperlancar bisnis .Tarif telepon ke CDMA yang murah merupakan nilai lebih dibandingkan HP GSM.
"Trus sama satu lagi, adiknya Boss minta dicarikan artikel tentang disket tapi yang bahasa indonesia", tambahnya. Kemarin sudah aku carikan. Memang artikelnya kebanyakan berbahasa manca karena sedikit sekali artikel domestik yang lolos saring, tidak sesuai dengan permintaan.

"Jaga warnet sambil chat ? uenaaak gitu loooh!" tulisan ini menjadi tittle mIRC komputer billing. Selalu, jaga warnet sambil chat. Walaupun sebenarnya sempat juga menanamkan kepada diri sendiri : no mIRC! tapi gak kuat!!!

Tak disangka, di mIRC ketemu dengan Mas Pras. Dan dia membuatku men-sensor tulisanku sendiri. Terima kasih masukannya, Mas.

Aku bukanlah orang yang pandai menilai kepribadian orang lain. Mungkin karena aku selalu melihat orang lain seperti aku melihat diriku dan sifat ego-ku membuat aku tidak begitu memperhatikan orang lain. Tapi menurutku, Mas Pras itu orangnya care, dewasa sedewasa usianya(berapa mas ?), diperkaya dengan kecerdasan alami, dan (mungkin) dia tipe orang yang sempat harus menjalani sesuatu yang dipaksa pihak luar yang tidak disenanginya, tapi karena satu alasan, dia rela untuk menurutinya.....

Ah, koq malah jadi testimonial,.....

....................................................

solo-always : aku cabut dulu ya
solo-always : ngantuk
SOLO_MeNikAm_sepi : iya
solo-always : plis jaga kesehatan
SOLO_MeNikAm_sepi : thx ya mas
SOLO_MeNikAm_sepi : iya2
SOLO_MeNikAm_sepi : tenang aja
solo-always : see you next
solo-always : bye
SOLO_MeNikAm_sepi : bye
SOLO_MeNikAm_sepi : thx 4 chat


berpikir positif

Sebuah pelajaran penting yang aku dapat dari Seminar Quantum Learning semasa SMU dulu, tentang bagaimana menjadi orang yang sukses tidak hanya di bidang akademik, tapi juga bidang-bidang yang lain. Inti dari uraian dalam seminar itu adalah : you are what you think dan they are what you think.
Pemikiran bahwa kita adalah orang yang cerdas adalah modal utama untuk menjadi cerdas. Jangan pernah berpikiran negatif, karena selang beberapa detik kemudian secara otomatis pikiran itu akan men-sugesti kita. Dan,...jliiing... kita akan menjadi orang yang benar-benar negatif!
They are what you think. Anak-anak kita adalah apa yang kita pikirkan (Sayang sekali seminar waktu itu tidak menghadirkan para orang tua). Orang di sekeliling kita adalah apa yang kita pikirkan sebagaimana
Dia (baca : Allah) menurut apa yang dipersangkakan hamba-Nya terhadap-Nya.
Kedua hal tersebut saling berhubungan. Orang tua harus menanamkan keyakinan kepada anak bahwa mereka adalah "positif". Dan ini akan membantu anak berpikir bahwa dia memang "positif". Sekali lagi, hal ini adalah sugesti. Jika orang tua berhasil meyakinkan anaknya tidak mempunyai daya saing, maka anak-anak itu juga akan rendah diri dalam menghadapi dunia pendidikan yang sarat persaingan. Mereka akan rendah diri, takut. Ingat, mengapa Pasukan Perang yang dipimpin Rosul selalu menang ?Pertama, karena cita-cita mereka adalah syahid! Mereka TIDAK TAKUT mati. Kedua, mereka yakin pertolongan Alloh-lah atas mereka. Sehingga mereka YAKIN bisa mengalahkan musuh, kerana mereka juga YAKIN, tidak ada kekuatan yang melebihi kekuatan-Nya!
....................................
Teringat beberapa waktu lalu, ada temen SMS, nanyain nomer HP temen. Tidak aku jawab. Tahu kenapa ? Biasalaaah,...mahasiswa sangat rentan terhadap penyakit kantong! Pulsa habis, belum mampu beli.
"Koq smsku gak dibales ? marah ya ?"
Dalam hati ini berkata : kamu juga kesel khan kalo sms gak dibalas ? Sudah berulang kali aku sms kamu tapi sebanyak itu pula kamu tidak balas smsku. Kesel tau ?! Tapi aku tahu, kalau tidak ada balasan berarti ada dua kemungkinan : tidak ada pulsa, atau lagi tidur atau sibuk ngapain sehingga belum sempat balas.
Akhirnya, daripada menimbulkan prasangka, aku balas sms dia lewat friendster :
"You are what you think, they are what you think. Just possitive thinking! Aku gak balas sms kamu bukan karena marah, tapi karena gak ada pulsa. Maaf, ya!"

Tuesday, September 13, 2005

narkoba (17+)

MAAF, LEMBAGA SENSOR BLOG MENYATAKAN TULISAN "narkoba (17+)" TIDAK LULUS SENSOR.

Friday, September 02, 2005

yang ŠîMpLΣ

Cantik itu relatif, sama seperti halnya baik juga relatif.
Cantik bagiku belum tentu bagimu. Karena setiap orang mempunyai standar penilaian sendiri-sendiri.

"Baik" itu tinggal kita melihat dari point of view yang mana dulu. Karena sebaik apapun sesuatu kalau kita melihatnya dari sudut pandang yang jelek, biaslah kebaikannya. Namun sebaliknya, sejelek apapun jika kita memandangnya dari sudut pandang yang baik, maka kejelekan itu adalah kewajaran yang masih dalam bingkai ke-toleransi-an yang bisa diterima sebagai salah satu kekurangan yang mutlak dikandung manusia.
..............................................
Sore tadi seperti sore-sore di hari Jumat lainnya, aku mengajar seorang bocah dewasa kelas 2 SMP Negeri 4 Surakarta kelas immercy. Mengapa bocah dewasa karena pola pemikirannya yang boleh dibilang lebih dewasa bila dibandingkan dengan anak-anak seusia dia. Di sekolah dia dipanggil "Mami". Ya,...."Ibu" atau "mBok" kalau dalam bahasa '"ndeso"nya.
"Mami" sekarang mengalami penyempitan makna yang berubah memiliki kiasan : bossnya rumah bordir. (Ops!). Tapi gelar "mami" yang diberikan kepada Bunga (bukan nama sebenarnya) adalah gelar yang masih murni dan belum mengalami penyempitan makna. "Mami" yang keibuan, yang dewasa, yang "gemati"(penuh kasih sayang dan selalu menyayangi).
"Kiyambake puniko menawi wonten sekolahan rencang-rencange nyeloek 'Mami', lhe, Mas"(Dia itu kalo di sekolah di panggil "Mami" oleh teman-temannya), kata ibunya beberapa waktu lalu. Aku mengakuinya dari cara dia memperlakukan adiknya, bagaimana dia menghormatiku, dan muatan-muatan pembicaraannya. Juga dari rona keibuan yang sudah bisa aku lihat dari pancaran parasnya.
Untuk kali sore ini, aku tidak tahu apakah pertanyaanya bisa dimasukkan dalam kategori "dewasa".
Besok Senin Bunga ada ulangan Fisika. Dia minta diajar Fisika. Beberapa teori tentang termometer dan suhu yang hanya beberapa lembar telah aku berikan beberapa hari yang lalu. Sekarang tinggal drill soal saja. Waktu 75 menit untuk sekedar "mbetheki" aku rasa terlalu mewah. Maksudku terlalu berlebih. Jam 5 sore, aku sudah bosan dengan pertanyaan yang aku ajukan. Apalagi dia. "Mas nggak ngantuk to, Mas?" tuh khan! Sebuah pertanyaan yang mengindikasikan kalau dia sudah mulai boring! "Ngobrol-ngobrol aja, Mas", pintanya.
Pertanyaan yang berkenaan dengan bab yang akan di ulang-kan sudah aku berikan dan dia menjawabnya dengan TEPAT! Mengulanginya hanya menambah bosan. Aku tidak bisa membuat variasi soal lain karena 80% materi adalah teori. Variasi soal paling² aku lakukan pada soal konversi. Dari °C ke °F dst. Sudah! Bunga sudah mahir tentang ini.
"Eh, mas sudah punya pacar belum" Deg!!! Aneh-aneh saja nieh anak. Aku senyam-senyum. Malu.
"Kenapa tanyanya gitu", aku balik tanya.
"Nggak kenapa-napa, kalo belum tuh aku comblangin sama mbakku"
Waduh,...! mBaknya yang genit itu ? Yang gaul dan trendy ? Wedew! Ga kuaaaat!!!!
Dari pada dicomblangin sama dia, aku jawab saja, "Sudah".
"Ooh...dia orangnya kayak gimana, Mas ?"
Aku langsung sigap menjawabnya dengan cewek kriteriaku....
"Simple in everything."
"Cantik nggak, Mas", selanya.
"cantik itu relatif. Sekarang banyak orang cantik. Yang penting khan hatinya. Sifatnya. Sifat baik pun itu juga relatif. Kalau sudah seneng dengan sifat pacarnya, orang pasti bilang kalau dia baik."
"lha pacarnya Mas itu kayak gimana ?", selanya lagi.
(Dalam hati aku berkata : bukan pacar, tapi type pacar yang ingin dicari)
"Dia sederhana : dalam bicara, berpakaian, berias, dalam menghadapi masalah, dll. Cantik tapi tidak menebar pesona kecantikan dimana-mana. Tidak genit, tapi romantis. Pinter masak, tapi juga suka karir (karena kalau dia tidak karir saya takut kalau dia di rumah kerjaannya cuma arisan mulu)"
"Jadi dia gak suka dandan gitu ya, Mas ?", selanya. Kelihatannya dia memperhatikan kata-kata : sederhana dalam berias.
"Bukannya tidak suka dandan, tapi dandan yang sederhana saja.", jelasku.

Gitu, ya Dik... .
Maaf nieh Mas berbohong. Habis kamu bilang mau nyomblangin Mas sama mBak kamu yang beda 180° dari kriteria Mas, sieh... .