Friday, September 23, 2005

bertemu lagi

Tidak kusangka aku akan menghadapi rutinitas yang dulu sempat membuat diri ini "bosan" : rapat. Bagi mahasiswa aktivis (?) rapat bisa mencapai 6 SKS! Dulu pernah aku rasakan. Ikut kepanitiaan ini, itu, jadi koordinator ini, itu, dan di waktu yang sama, sering aku harus menghadiri 3 rapat sekaligus! Senin rapat, selasa rapat, rabu rapat,....begitu seterusnya. Pernah juga menggerutu saking capeknya : rapat² mulu, sekali-kali renggang gitu kenapa ?
................................................
Sebenarnya hari ini tadi tidak ada niatan ke kampus karena tidak ada kuliah. Tapi karena ada dua agenda : mengajukan formulir pendaftaran beasiswa dan rapat, maka sedikit terpaksa aku harus ke kampus.
Selesai sholat Jumat, aku duduk-duduk di serambi masjid kampus. Sambil menunggu waktu tepat pukul 13.15. 15 menit cukup bagiku untuk meng-copy draft usulan konsep bimbingan belajar yang akan di bahas dalam rapat tepat pukul 13.30 nanti.
Anggota rapat nanti adalah mereka pensiunan SKI. Diberdayakan untuk tetap menjaga dakwah yang dulu pernah diperjuangkan.
Ikhwan (baca : putra) yang seharusnya menemaniku rapat masih kuliah. Sang ketua umum yang akan mendampingi rapat juga masih sibuk meng-ACC beberapa proposal. Aku harus menunggunya karena dialah ikhwan satu-satunya yang akan menemaniku rapat. Tidak memungkinkan aku seorang diri mengadakan syuro' (baca : rapat) dengan akhwat (baca : putri). Jam 14.18, rapat baru bisa dimulai! Molor berapa menit ?
Sudah beberapa bulan lamanya aku tidak menjalani agenda² rapat di SKI seiring dengan habisnya masa jabatanku. Siang tadi, ketika harus memimpin rapat, aku merasa kaku.

Rapat memutuskan aku sebagai koordinator bimbingan belajar yang akan kami rintis. Koordinator ? Yah! Koordinator! Semoga Dia memberi kekuatan dan keistiqomahan, keterbukaan pikiran, dan kecerdasan sehingga apa yang kami citakan dapat teraih.

Jam 15.15, rapat harus dihentikan karena ada yang lebih urgen untuk dikerjakan : Sholat. Rapat tidak bisa dilanjutkan setelah sholat karena kebanyakan anggota sudah ada agenda yang lain, begitu pun aku. Selesai rapat aku masih memikirkan apa yang akan aku lakukan ke depan. Aku harus memberdayakan mereka yang ada di bawahku (secara struktural). Mereka semua potensial! Aku tidak boleh malah menjadi sesuatu yang mereduksi potensial mereka.

Jumat,pukul 16.00....seperti jumat pukul 16.00 yang lain, aku mengajar privat bocah dewasa kelas 2 SMP 4 Solo program imercy, Bunga.
"Selasa ulangan matematika, Mas" katanya.
BAIK! Aku membuat beberapa soal untuk dia kerjakan. Di sela-sela dia mengerjakan soal, selalu, ibunya mengajakku ngobrol. Masalah apa saja.

Satu setengah jam kemudian aku menuju "kantor". Beberapa ratus meter dari rumah Bunga. Memang kuatur begitu : sekali jalan bisa mengajar dan jaga warnet. Aku harus benar² mengoptimalkan bahan bakar motorku.

"Mas, bisa ngobrol sebentar" Mas Sena, temen "kantor", menyapaku.
Dia bercerita tentang handphone CDMA : EASTCOM yang ingin dia jual padaku. Ganti Flexy ? Sudah sejak lama aku ingin mengganti HP GSM-ku dengan CDMA. Untuk memperlancar bisnis .Tarif telepon ke CDMA yang murah merupakan nilai lebih dibandingkan HP GSM.
"Trus sama satu lagi, adiknya Boss minta dicarikan artikel tentang disket tapi yang bahasa indonesia", tambahnya. Kemarin sudah aku carikan. Memang artikelnya kebanyakan berbahasa manca karena sedikit sekali artikel domestik yang lolos saring, tidak sesuai dengan permintaan.

"Jaga warnet sambil chat ? uenaaak gitu loooh!" tulisan ini menjadi tittle mIRC komputer billing. Selalu, jaga warnet sambil chat. Walaupun sebenarnya sempat juga menanamkan kepada diri sendiri : no mIRC! tapi gak kuat!!!

Tak disangka, di mIRC ketemu dengan Mas Pras. Dan dia membuatku men-sensor tulisanku sendiri. Terima kasih masukannya, Mas.

Aku bukanlah orang yang pandai menilai kepribadian orang lain. Mungkin karena aku selalu melihat orang lain seperti aku melihat diriku dan sifat ego-ku membuat aku tidak begitu memperhatikan orang lain. Tapi menurutku, Mas Pras itu orangnya care, dewasa sedewasa usianya(berapa mas ?), diperkaya dengan kecerdasan alami, dan (mungkin) dia tipe orang yang sempat harus menjalani sesuatu yang dipaksa pihak luar yang tidak disenanginya, tapi karena satu alasan, dia rela untuk menurutinya.....

Ah, koq malah jadi testimonial,.....

....................................................

solo-always : aku cabut dulu ya
solo-always : ngantuk
SOLO_MeNikAm_sepi : iya
solo-always : plis jaga kesehatan
SOLO_MeNikAm_sepi : thx ya mas
SOLO_MeNikAm_sepi : iya2
SOLO_MeNikAm_sepi : tenang aja
solo-always : see you next
solo-always : bye
SOLO_MeNikAm_sepi : bye
SOLO_MeNikAm_sepi : thx 4 chat


0 Comments:

Post a Comment

<< Home