Friday, October 21, 2005

tiga biji kurma

Barang siapa memberi buka satu orang yang berpuasa maka dia memperoleh pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa tersebut.
Yah,...kurang lebih begitu bunyi salah satu hadits. Pada bulan Ramadhan seperti ini adalah lahan subur bagi mereka yang mau "berdagang" dengan Alloh.
.................................................
Beberapa lelaki berbusana muslim dengan sarung yang tidak mencapai mata kaki, keluar dari salah satu sudut Masjid Jami' Assagaff. Ada ketenangan di wajah mereka. Teduh dan sangat jauh dari kesan garang. Sebagian dari mereka ada yang membawa nampan berisi setumpuk kurma, sebagian membawa lepek plastik warna merah jambu, sebagian lagi membawa cerek dan gelas berukuran sangat kecil, sekecil gelas-gelas yang dipakai orang Jepang meminum arak.

Mereka masuk ke shof-shof kami. Berjalan dengan sedikit membungkuk dan membagikan apa yang mereka bawa kepada kami. Mereka yang membawa lepek plastik menaruhnya di hadapan kaki-kaki kami yang bersila. Pembawa kurma kemudian mengisi lepek-lepek itu dengan tiga biji kurma. Ya,... tiga biji, karena memang dituntunkan oleh Nabi demikian. Saat itu, masih nampak di wajah mereka : ketenangan, ketegaran, ketulusan, syahdu.... .

Para jamaah yang baru datang mereka persilakan menempati shof di depan yang kosong. Masih saja dengan kesopanan.

Mereka yang membawa cerek berkeliling menuangkan minuman berwarna gelap ke gelas-gelas kecil. Kemudian kami meraihnya. Sedap sekali aromanya. Waktu pertama, aku belum tahu minuman apakah itu. Saat itu aku mengira minuman hangat itu adalah minuman khas komunitas Arab yang tinggal di sekitar masjid, mengingat masjid Jami' Assagaf adalah masjidnya orang Arab. Disebut demikian bukan berarti islam membeda-bedakan tempat peribadatan, namun karena masjid tersebut mayoritas jamaahnya adalah orang-orang keturunan timur tengah itu.

Satu orang di depan memimpin kami berdoa.
"Allohumma laka sumtu...."
Kami mengikutinya... .

Minuman yang ku sangka minuman khas Arab tadi ternyata adalah kopi jahe. Sedap dan nikmat... .

Selepas sholat Maghrib, imam memimpin doa niat berpuasa untuk esok hari.
"Nawaitu somaghodin..."
Kami mengikutinya... .

Orang-orang yang tadi membagikan kurma dan kopi jahe lagi-lagi masuk diantara shof-shof kami. Membagikan nasi yang dikemas dalam sebuah kardus putih.

Alhamdulillah....

Tiga biji kurma, segelas kopi jahe hangat, dan nasi putih lengkap dengan lauk pauknya,...semua itu mereka bagikan kepada kami dengan cuma-cuma.

Syukron jazakumulloh.... .

Monday, October 17, 2005

my pic