Friday, September 02, 2005

yang ŠîMpLΣ

Cantik itu relatif, sama seperti halnya baik juga relatif.
Cantik bagiku belum tentu bagimu. Karena setiap orang mempunyai standar penilaian sendiri-sendiri.

"Baik" itu tinggal kita melihat dari point of view yang mana dulu. Karena sebaik apapun sesuatu kalau kita melihatnya dari sudut pandang yang jelek, biaslah kebaikannya. Namun sebaliknya, sejelek apapun jika kita memandangnya dari sudut pandang yang baik, maka kejelekan itu adalah kewajaran yang masih dalam bingkai ke-toleransi-an yang bisa diterima sebagai salah satu kekurangan yang mutlak dikandung manusia.
..............................................
Sore tadi seperti sore-sore di hari Jumat lainnya, aku mengajar seorang bocah dewasa kelas 2 SMP Negeri 4 Surakarta kelas immercy. Mengapa bocah dewasa karena pola pemikirannya yang boleh dibilang lebih dewasa bila dibandingkan dengan anak-anak seusia dia. Di sekolah dia dipanggil "Mami". Ya,...."Ibu" atau "mBok" kalau dalam bahasa '"ndeso"nya.
"Mami" sekarang mengalami penyempitan makna yang berubah memiliki kiasan : bossnya rumah bordir. (Ops!). Tapi gelar "mami" yang diberikan kepada Bunga (bukan nama sebenarnya) adalah gelar yang masih murni dan belum mengalami penyempitan makna. "Mami" yang keibuan, yang dewasa, yang "gemati"(penuh kasih sayang dan selalu menyayangi).
"Kiyambake puniko menawi wonten sekolahan rencang-rencange nyeloek 'Mami', lhe, Mas"(Dia itu kalo di sekolah di panggil "Mami" oleh teman-temannya), kata ibunya beberapa waktu lalu. Aku mengakuinya dari cara dia memperlakukan adiknya, bagaimana dia menghormatiku, dan muatan-muatan pembicaraannya. Juga dari rona keibuan yang sudah bisa aku lihat dari pancaran parasnya.
Untuk kali sore ini, aku tidak tahu apakah pertanyaanya bisa dimasukkan dalam kategori "dewasa".
Besok Senin Bunga ada ulangan Fisika. Dia minta diajar Fisika. Beberapa teori tentang termometer dan suhu yang hanya beberapa lembar telah aku berikan beberapa hari yang lalu. Sekarang tinggal drill soal saja. Waktu 75 menit untuk sekedar "mbetheki" aku rasa terlalu mewah. Maksudku terlalu berlebih. Jam 5 sore, aku sudah bosan dengan pertanyaan yang aku ajukan. Apalagi dia. "Mas nggak ngantuk to, Mas?" tuh khan! Sebuah pertanyaan yang mengindikasikan kalau dia sudah mulai boring! "Ngobrol-ngobrol aja, Mas", pintanya.
Pertanyaan yang berkenaan dengan bab yang akan di ulang-kan sudah aku berikan dan dia menjawabnya dengan TEPAT! Mengulanginya hanya menambah bosan. Aku tidak bisa membuat variasi soal lain karena 80% materi adalah teori. Variasi soal paling² aku lakukan pada soal konversi. Dari °C ke °F dst. Sudah! Bunga sudah mahir tentang ini.
"Eh, mas sudah punya pacar belum" Deg!!! Aneh-aneh saja nieh anak. Aku senyam-senyum. Malu.
"Kenapa tanyanya gitu", aku balik tanya.
"Nggak kenapa-napa, kalo belum tuh aku comblangin sama mbakku"
Waduh,...! mBaknya yang genit itu ? Yang gaul dan trendy ? Wedew! Ga kuaaaat!!!!
Dari pada dicomblangin sama dia, aku jawab saja, "Sudah".
"Ooh...dia orangnya kayak gimana, Mas ?"
Aku langsung sigap menjawabnya dengan cewek kriteriaku....
"Simple in everything."
"Cantik nggak, Mas", selanya.
"cantik itu relatif. Sekarang banyak orang cantik. Yang penting khan hatinya. Sifatnya. Sifat baik pun itu juga relatif. Kalau sudah seneng dengan sifat pacarnya, orang pasti bilang kalau dia baik."
"lha pacarnya Mas itu kayak gimana ?", selanya lagi.
(Dalam hati aku berkata : bukan pacar, tapi type pacar yang ingin dicari)
"Dia sederhana : dalam bicara, berpakaian, berias, dalam menghadapi masalah, dll. Cantik tapi tidak menebar pesona kecantikan dimana-mana. Tidak genit, tapi romantis. Pinter masak, tapi juga suka karir (karena kalau dia tidak karir saya takut kalau dia di rumah kerjaannya cuma arisan mulu)"
"Jadi dia gak suka dandan gitu ya, Mas ?", selanya. Kelihatannya dia memperhatikan kata-kata : sederhana dalam berias.
"Bukannya tidak suka dandan, tapi dandan yang sederhana saja.", jelasku.

Gitu, ya Dik... .
Maaf nieh Mas berbohong. Habis kamu bilang mau nyomblangin Mas sama mBak kamu yang beda 180° dari kriteria Mas, sieh... .

0 Comments:

Post a Comment

<< Home