Sunday, October 01, 2006

puasa (2)

Pemandangan di bulan Ramadhan tahun lalu kembali tergambar di Masjid Jami' Assegaff. Ketika datang, telah duduk beberapa shaf anak-anak dan orang tua. Yang tua hikmat mendengarkan ceramah dari pemuda bergamis putih dan berpeci kecil yang duduk bersila di depan. Yang anak-anak sibuk bermain, memperhatikan ini dan itu namun sedikit sekali ceramah mendapat perhatian mereka.

Ada dua buah kamera yang mengabadikan peristiwa menjelang berbuka sore itu. Satu dipanggul berkeliling merekam jamaah yang duduk menanti waktu berbuka. Satu lagi berada di atas tripod, men-shoot pemuda yang berceramah. Pada penutup lensa kamera itu tertempel sebuah stiker bertuliskan : MJA TV. Masjid Jami' Assegaff TV ?

Tak lama, sekawanan orang-orang berwajah tawadzu dan berdahi yang menggambarkan kekhusyukan keluar dari salah satu sudut masjid. Sebagian meletakkan lepek di depan tempat kami duduk bersila. Lepek yang sama dengan lepek tahun lalu. Lepek plastik kecil berwarna merah jambu. Sebagian lagi menaruhi lepek-lepek itu dengan, jika tahun yang lalu tiga butir, lima butir kurma. Menyusul sebagian yang lain menuang secangkir kopi hikmah lalu membagikan kepada kami. Salah satu diantara mereka meletakkan sebuah ember plastik besar bertuliskan : TEMPAT CANGKIR dan beberapa keranjang bertuliskan : TEMPAT LEPEK.

Beberapa menit menjelang buka. Sang penceramah memimpin kami berdoa. Ketika adzan dikumandangkan, kami menyantap kurma dan kopi yang telah dibagikan. Yang sudah selesai, mengembalikan lepek dan cangkir ke tempat di depan yang telah disediakan.

Jamaah kini terkonsentrasi di tempat wudlu. Antri satu persatu untuk menyucikan diri dari hadats kecil.

Selesai sholat maghrib, sekawanan orang yang membagi hidangan tadi kembali keluar dari sudut kanan masjid. Masing-masing membawa sekeranjang kardus putih berisi nasi yang akan dibagikan kepada jamaah. Mereka masuk di depan shaf kami, menghulurkan keranjang itu dan jamaah yang ada di depannya menyambutnya, mengambil satu kardus. Mereka terus berjalan ke arah jamaah hingga shaf yang terakhir.

Yang tidak berubah dari tahun lalu : wajah yang khusyu dan hikmat itu, teduh dan jauh dari kesan garang, tegang, ataupun kaku. Mereka bagikan hidangan berbuka dengan langkah tenang, dan .... cuma-cuma.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home