Friday, September 29, 2006

telat

Jam 03.00 pagi. Wanita paruh baya itu terlihat panik. Mondar-mandir. Mengangkat ini, meletakkan itu. Jam segini, begitu aku duduk di mejanya, biasanya dia langsung menyajikan segelas teh panas kemudian bertanya : "sayur atau tumpang, Mas ?". Tidak untuk kali ini. Aku harus menunggu bersama beberapa orang lain dan menyaksikan kepanikannya sembari menikmati beberapa gorengan yang sudah tersaji lebih dulu.

Telat. Biasanya jam 01.00 wanita itu telah menyalakan tungku. Pagi ini, jam 02.10 dia baru terbangun. Beberapa menit menjelang imsak dia baru bisa mengangkat nasi yang dimasak.

Kebul asapnya masih tampak jelas. Tidak mungkin jam segini aku menikmati nasi yang masih "mongah-mongah". Lagi pula, biasanya kalau nasi dimasak dengan buru-buru ke-"tanak"-annya meragukan. Niat makan sahur di warungnya harus urung. Padahal sudah terlanjur nunggu. Lumayan lama.

Besok saja ya Bu saya ke sini lagi. Tapi ibu jangan bangun telat lagi.... :)

mongah-mongah : panas sekali
tanak : matang

0 Comments:

Post a Comment

<< Home