Thursday, June 07, 2007

coloseum

Pada umumnya, seorang bapak berbeda pendapat dalam banyak hal dengan anak laki-lakinya. Termasuk bapakku dan Mar, anak laki-lakinya. Sudah sejak lama bapak berkeinginan untuk memindah gubuk yang ada di halaman sebelah timur ke sebelah barat tepat di mulut kamarku. Entah apa pertimbangannya. Menurut Mar, hal itu akan menyebabkan para pemudi desa semakin menjadi-jadi untuk tidak memungut jimpitan di rumahku. Mereka takut lantaran depan rumah Mar yang akan tampak lebih gelap. Selain itu, membuat kesan kamar Mar sempit dan semrawut.

Jumat, bapak menggali tanah dengan lebar sekitar 30 cm di halaman sebelah barat. Lurus membujur ke barat. Semula Mar kira hanya saluran air saja. Setelah beberapa puluh senti dalamnya, baru Mar tahu bahwa bapak menyiapkan pondasi. Rencana memindah gubuk jadi dilakukan.

Sabtu, bapak memanggil satu tukang batu dan satu kulinya. Satu colt pasir telah menggunduk di halaman. Dua sak semen tertumpuk di dekatnya.
Pagi itu Mar sengaja pergi. Ron bilang: "nglungani" alias menghindar dari rumah. Mundak dikon ngewangi (Biar tidak disuruh membantu)... Don't try this at your own.

Minggu, enam tiang beton berdiri di halaman sebelah barat, di sangga dengan beberapa bambu. Tiang itu, bakal tiang gubuk. Seperti Coloseum Roma. Berdiri tegak menunjuk langit.

Semoga, kandang kambing yang dulu di gubuk yang lama tidak ikut berpindah ke gubuk yang baru. Soalnya, tidak bisa dibayangkan bau kamar Mar nantinya... (Kambing khan bau... keteknya empat sieh...)

Gubuk : Nama keren : kanopi. Sebuah hunian tanpa dinding, biasanya digunakan untuk meletakkan kayu bakar. Tetapi sekarang gubuk banyak mengalami divergensi fungsi. Ada yang menggunakannya untuk menyimpan batu bata, ada juga yang menggunakannya untuk KANDANG KAMBING.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home