Sunday, June 03, 2007

pruthul

kehidupan ini mengikuti grafik fungsi kuadrat yang membentuk parabola. Bedanya, tidak selalu mempunyai sumbu simetri. Absis sebagai usia, ordinatnya adalah posisi dan kemampuan kita. Titik puncaknya dicapai ketika absis menunjukkan masa muda. Setelah itu, kemampuan kita mengalami degradasi seiring dengan berjalannya usia.
.................................
Tiga dari lima orang di Indonesia terkena osteoporosis. Tak ketinggalan nenekku. Sudah berbagai obat dicoba namun tiada hasil. Sampai pada suatu pagi ketika aku berangkat kerja,...
"kowe mengko bali jam piro ?"(kamu nanti pulang jam berapa ?)
"bali bengi, ngopo ?"(pulang malam, kenapa ?)
"aku titip tukokno obat pruthul"(aku titip belikan obat prutul)
"Opo ? Pruthul ?"(Apa ? Pruthul ?)
"Ho'o, jarene Mbah Darto de'e yo iso mari encok-e" (katanya Mbah Darto, encoknya bisa sembuh)
Pruthul ? Obat yang aneh. Kalo Tukul aku tahu, tapi kalau pruthul...

Setibanya di apotek, aku memesan obat "pruthul". Si apoteker kemudian memberiku beberapa obat yang dibungkus dengan plastik transparan.
"Dua kali sehari ya mas, pagi dan malam", pesannya.

Selang satu hari, tetanggaku bilang, "Mas Mar obatnya manjur lho. Saya cocok kalau minum obat ini." Karena aku merasa tidak memberinya obat apapun, aku kemudian bertanya,
"Obat apa to ?"
"Flu tulang. Kemarin Mas Mar khan yang beli ?"

Oalah,.... pruthul to. Flu tulang koq pruthul.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home