Wednesday, February 15, 2006

kue hati

Kasih sayang, itu titi. Kasih sayang penghubung hati. Kasih sayang, itu tali. Kasih sayang pengikat diri.
Kasih manusia sering bermusim, sayang manusia tiada abadi.
Kasih Tuhan tiada bertepi, sayang Tuhan janji-Nya pasti.
(Raihan)

.............................
Tanggal 14 kemarin, kebanyakan orang sibuk mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Beli coklat, kue, etc.
Adalah Yuszra, siswa kelas 6 SD yang aku ajar menanyakan perihal persiapanku di hari Valentine.
"Mas tidak mau beli apa-apa", kataku.

Lain lagi dengan Ica. Murid kelas 1 SD itu pas aku ajar memilih untuk melukis untuk menyambut hari kasih sayang.
"Ini nanti buat
Mas Mar", katanya kepadaku sambil sibuk menggerak-gerakkan krayon.
Tersanjung,... tentu! Apalagi lukisan yang terbuat dari tangan-tangan kecil itu terlihat lucu sekali. Berbagai bunga dengan bermacam - macam warna memenuhi kertas dan tampak saling berebut tempat. Di atas lukisan itu tertulis : "Selamat Hari Valentin." Ya,... valentin, bukan Valentine!
"Ah, gak jadi aja. Gambarnya jelek", katanya kemudian.
Kecewa,... aku akui rasa itu memang sempat singgah di benakku. Aku gagal untuk memiliki lukisan Ica.

Hari ini tadi, ketika datang,...
"Nih.... buat Mas Mar", kata Ica kepadaku. Sebuah tas plastik hitam dia sodorkan.
"Apa ini ?", tanyaku.
"Kue valentin", jawabnya.

"SELAMAT HARI VALENTINE
MAS MAR

Dari Ica"

Kali ini dia menulisnya dengan Valentine, bukan Valentin. Di bawah tulisan itu ada kue yang terbungkus plastik transparan. Sebuag kue berbentuk hati, warna merah jambu.

Terima kasih....

Tetapi bagiku, setiap hari adalah valentine day (kalau memang hari valentine berarti hari kasih sayang). Walaupun aku jarang memberi bunga, cokelat, ataupun kue hati warna merah jambu.

(Dasar pelit....)


0 Comments:

Post a Comment

<< Home