Saturday, July 02, 2005

bingkai

[Sabtu, 02 Juli 2005, di Labkom Mipa-bersama memori yang bergetar di dada]

Baru beberapa jam usia blog ini. Aku ingin memberinya bingkai agar tetap rapih dan enak dinikmati.

Pikiran
Aku ingin blog ini hanya menuangkan isi pikiranku saja. Aku tidak ingin dia seperti rubbish, apa saja ada, campur-campur. Semoga khalayak yang singgah dan membaca lembaran-lembaran pengejawantahan emosiku bisa mendapat gambaran tentang aku. Siapa tahu suatu saat nanti aku melegenda seperti Kahlil Gibran, atau seperti seorang Titiek Puspa, sehingga orang-orang tidak kesulitan dalam merunut jejak langkahku.

Sendiri
Ku akan gubah kata-kata yang kuharap bisa indah dan bisa memberikan "bekas". Walaupun aku tahu terkadang emosi tidak mampu terbahasakan dengan kata, tapi aku harap kata-kata yang aku rangkaikan bisa menjadi duta jiwaku.
Akan ku isi blog ini dengan tulisan yang terlahir dalam kesendirianku. Karena aku percaya, tenangnya kesendirian dapat melejitkan kemampuan untuk merangkai kata dan dia adalah suci murni keluar dari lubuk yang terdalam.

Malam
Irama ocehan binatang-binatang malam sering memberiku inspirasi. Kedepannya, akan ku penuhi blog ini dengan tulisan pemikiran yang muncul ketika makhluk yang bernama manusia terlelap dan binatang-binatang bercakap dengan kawan mereka dengan suara yang merdu. Agar aku, dan inspirasiku tidak terganggu dengan gaduh yang diciptakan manusia.

Tanggal
Aku masih terlalu kencur mengenal blog. Aku tidak tahu bagaimana men-setting-nya agar tanggal ketika aku mem-post tulisan tidak terletak di bawah bagian akhir tulisan. Ku pikir letaknya tidak cukup strategis.

"Kapan tulisan ini di post ?". Aku sangsi pertanyaan ini akan muncul di benak setiap pengunjung blogku.

Aku putuskan untuk menuliskannya di awal setiap tulisan. Agar mereka, tulisan itu, terbaca sebelum pengunjung membaca tulisanku. Aku merasa perlu memberi tahu mereka kapan dan dimana aku menulisnya.

Akhirnya,...semoga blog ini dapat menjadi setetes air di tengah kegersangan, bisa menjadi satu warna diantara sejuta warna pelangi di langit kehidupan, penawar dalam gelisah. Semoga ia seperti layaknya bunga yang merekah yang dipuja jiwa-jiwa keperawanan, indah dan keindahan itu tidak semata-mata untuk dirinya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home